Awal dari petualangan kaminya adalah sebuah gempa. Gempa 5,9 skala richter itu dengan caranya sendiri memberi kami inspirasi untuk mencoba mencicipi dan menuliskan berbagai masakan di jogja yang selama ini kami lewatkan. Selama kurang lebih tiga tahun menimba ilmu di bekas kerajaan mataram ini kami merasa banyak melewatkan hasil kebudayaan yang satu ini, yaitu; masakan.
Melalui lidah (dan perut) kami ingin mengupas sisi menarik ragam kebudayaan dan merekam hiruk-pikuk kota jogja. Kota yang masih memelihara keastutian, ramah-tamah, tradisi, dan elok estetik budayanya. Tetapi di lain pihak ia juga merupakan kota yang sedang berkembang, tujuan wisata dunia, agenda utama pariwisata, industri pendidikan terbesar di Indonesia dan tempat bercampur-baurnya orang dengan ragam berbeda. Maka dalam tulisan masakan kami, anda sedikit banyak akan menemukan sisi lain dinamika jogja disamping review masakan yang menjadi pokok pembicaraan.
Izinkan kami memperkenalkan diri. Kami berdua hanya orang yang menumpang lewat belajar di Jogja. Nama saya Andi. Andi di nama saya bukanlah gelar kebangsawanan karena saya bukan orang makasar. Dan kompatriot saya bernama Dika. Saya cukup memanggilnya gendut, karena ia suka makan. Kami kuliah di universitas yang berbeda, tapi punya beberapa kesamaan ketertarikan: komputer, makan dan kampung halaman yang sama.
Alasan kenapa kami memakai nama jogja 34k sangat lucu, bahkan cenderung dicari-cari. Karena angka 34.000 sering kali muncul dalam total biaya petualangan kami berdua. Jadi kami memutuskan mungkin inilah angka yang menjadi milestone kami.
Terimakasih harus kami kepada Allah SWT karena telah mengizinkan indera pencecap kami menikmati masakan-masakan yang luar biasa itu. dan juga kami sampaikan ke mailing list jalansutra dan roti bakar yang menjadi alasan kenapa kami membuat blog ini.
Dan saya sekali lagi harus meyakinkan kepada beberapa teman, bahwa mengapresiasi masakan tidak semata-mata karena latah terhadap budaya urban. Ini tak lebih adalah sebuah ekspresi terhadap salah satu hasil kebudayaan manusia yang sering kali tak terekspos.
Akhirnya, kami berdua hanya berharap hasil dokumentasi ini akan anda baca dan nikmati.
Selamat makan…
Wednesday, December 26, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment